Jumat, 27 Juni 2014

MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatu
Allahummashalli ‘alaa sayyidinaa wa maulana muhammad, wa ‘alaa ‘alihii washahbihii ajma’in

Bagaimana hasil rapot kalian? Bagus kah? Jika bagus, alhamdulillah, pertahankan dan kalau bisa tingkatkan terus nilai mu itu! Kalau masih belum memenuhi target kalian, jangan bersedih,tetaplah bertawakal:) namun belajarlah lebih giat di semester depan agar nilai kalian meningkat serta jangan lupa terus berdoa dan beribadah kepada Allah.

Tak terasa sebentar lagi kita akan kedatangan tamu agung yaitu bulan Ramadhan. Setelah sekian lama berpisah, kini Ramadhan kembali akan hadir di tengah-tengah kita. Bulan yang penuh rahmat dan berkah yang kita rindui akhirnya datang kembali. Alhamdulillah kini kita masih dapat bertemu dengannya untuk memperbaiki diri kita. Bagi seorang Muslim, kedatangan Ramadhan tentu akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena Ramadhan merupakan bulan maghfirah, rahmat, menuai pahala dan sarana menjadi orang yang muttaqin, menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah. Bulan suci Ramadhan 1435 H akan jatuh pada hari Ahad, 29 Juni 2014 M berdasarkan keputusan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pada kesempatan kali ini, minroh mau ngebahas bagaimana sih cara menyambut Ramadhan? Nah, sebaiknya kita menyiapkan Ramadhan dari jauh-jauh hari, agar Ramadhan kita sempurna. Kitab Lathaiful Ma’arif menyebutkan :

“Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.” (Lathaiful Ma’arif: 130)

Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya para salaf berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan berikutnya agar Dia menerima (amal-amal shaleh) yang mereka kerjakan” (Lathaiful Ma’arif: 174)

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana pahala setiap ibadah dilipat gandakan. Jadi, perbanyaklah ibadah kita dari sebelum Ramadhan agar ketika Ramadhan tiba kita sudah terbiasa melakukan ibadah-ibadah tersebut. Menuntut ilmu akidah dan ibadah hukumnya wajib. Suatu ibadah akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bila dikerjakan sesuai dengan ikhlas dan sesuai petunjuk Rasul shallalahu alaihi wa sallam. Maka, menjelang Ramadhan ini sudah sepatutnya kita untuk mempersiapkan keilmuan kita dengan membaca kitab/buku mengenai fikih puasa dan ibadah lain yang berkaitan dengan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf dan lainnya.

Tak hanya mempersiapkan diri dari segi spiritual, siapkan juga jasmani kita agar ibadah kita bisa berjalan dengan optimal, karena kesehatan merupakan modal utama untuk beribadah. Tentu kita tak ingin melewatkan kesempatan untuk memperbanyak pahala di Ramadhan ini. Jika kita sakit, maka ibadah kita akan terganggu bukan?

Sudah kah kalian memenuhi 4 persiapan untuk menghadapi Ramadhan?

1) Persiapan pertama, adalah persiapan ruhiyah. Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9)

(2) Persiapan kedua adalah persiapan fikriyah. Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, I'tikaf, zakat, dan sebagainya

3) Selanjutnya, persiapan yang kita perlukan adalah persiapan jasadiyah. Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.

Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi:

المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, dll)

(4) Persiapan keempat adalah persiapan maliyah. Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakat maal-nya. Bahkan, jika kita mampu berumrah di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa; seperti nilai haji bersama Rasulullah SAW.




Semoga dengan 4 persiapan itu, persiapan ruhiyah, persiapan fikriyah, persiapan jasadiyah dan persiapan maaliyah, menjadikan kita optimal dalam menghadapi Ramadhan nanti. Sehingga kita pun keluar dari ramadhan dengan predikat taqwa.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah : 183)